Selasa, 07 Desember 2021

Guru dan Pembelajaran Pasca Pandemi Oleh Imam Romzan Fauzi Kepala SMP Muhammadiyah 2 Kebumen

 

Pandemi Covid-19 telah mengubah cara belajar dan mengajar guru dan siswa. Pembelajaran komvensional tatap muka di kelas telah berubah menjadi pembelajaran jarak jauh atau dalam jaringan (daring). Ruang kelas tidak lagi menjadi tempat belajar karena telah tergantikan dengan ruang maya berupa media pembelajaran dalam jaringan dalam platform yang bermacam-macam. Semua tingkatan strata sekolah bermigrasi dalam metode pembelajarannya dengan segala kendala dan strategi jitu masing-masing sekolah. Mulai dari tingkat perguruan tinggi hingga murid tingkat dasar dan tak terkecuali siswa pra sekolah terpaksa melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam jaringan.

Keterlibatan banyak pihak dalam mensukseskan kegiatan pembelajaran dalam jaringan tidak dapat dipungkiri. Ahli IT media pembelajaran berupaya menghadirkan media pembelajaran yang mudah dan dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran masa pandemi. Orang tua sangat berperan luar biasa dalam mengawal putra putrinya dalam mengikuti segala metode pembelajaran di sekolah. Mereka terpaksa dan dituntut bisa menjadi jembatan antara pihak sekolah dengan anak mereka sendiri dalam belajar dalam jaringan. Orang tua harus turut belajar dan mempelajari agar pembelajaran melalui dunia maya di sekolah bagi anak-anaknya dapat diikuti dengan baik. Terlebih lagi bagi para murid yang harus meninggalakan tempat belajar di kelas harus merasakan betapa sulitnya menghadapi pembelajaran jarak jauh dengan berbagai macam kendala dan hambatan.

Sedemikian pula Guru, pembelajaran di masa Pandemi menuntut mereka harus menguasahi berbagai macam metode pembelajaran dalam jaringan. Suka atau tidak suka guru harus menguasahi teknologi IT dalam jaringan baik platform yang tersedia secara cuma-cuma ataupun platform yang dibuat oleh sekolah yang berbiaya. Begitu pula berbagai pelatihan untuk mengasah ketrampilan mengajar daring bagi guru marak diselenggarakan, baik oleh pemerintah maupun pihak sekolah sendiri. Pembekalan pembelajaran media daring bagi guru dilakukan dengan tujuan agar pembelajaran di dalam kelas dapat tergantikan melalui pembelajaran daring sekalipun tidak seratus persen tercapai. Berbagai macam materi pembelajaran semua disampaikan secara jarak jauh baik materi pembelajaran dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau dalam bentuk video kepada siswa dengan harapan transfer ilmu dapat tercapai. Sedemikian pula dalam pelaksanaan evaluasi belajar, para murid dituntut untuk mengikuti ulangan harian, penilaian semester hingga ujian sekolah menggunakan sarana dalam jaringan.

Semua ikhtiyar sekolah dan guru dalam pembelajaran jarak jauh telah dilalui dengan berbagai lika likunya, baik secara daring murni, Luring maupun kombinasi keduanya (blended learning). Hambatan guru dalam mengajar menjadi penentu utama sukses dan tidaknya proses pembelajaran jarak jauh tersebut. Kepemilikan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan infrastruktur digital baik murid maupun guru juga menjadi kendala dan penentu kualitas dalam proses pembelajaran jarak jauh. Keterbatasan guru dalam pemahaman penguasaan strategi mengajar secara digital juga menjadi penentu kesuksesan proses belajar jarak jauh. Sehingga ketika guru mampu menghadirkan pengalaman belajar di ruang kelas melalui pembelajaran jarak jauh dengan penguasaan digital yang baik, maka siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang sesungguhnya. Karena yang sesungguhnya bahwa proses belajar itu adalah pembelajaran itu sendiri baru kemudian teknologi dalam pembelajaran.

Pandemi telah mulai melandai dan proses pembelajaran telah dimulai untuk pembelajaran tatap muka. Sedikit demi sedikit proses pembelajaran akan menjadi normal kembali. Murid mulai kembali ke bangku kelasnya di sekolah mereka. Sudah satu setegah tahun lebih mereka tidak berada di ruang kelas untuk belajar. Telah saatnya mereka bertemu dengan teman dan guru mereka untuk belajar bersama dalam satu ruang kelas. Pertanyaannya, apakah proses pembelajaran dengan menggunakan sarana TIK yang selama pandemi dipakai akan ditinggalkan guru setelah pembelajaran tatap muka kembali diadakan ?.

Pertanyaan ini tentunya menggelitik semua guru-guru kita, di satu sisi pembelajaran dengan TIK telah menjadi kebiasaan selama hampir dua tahun dan mempermudah para guru. Namun di satu sisi lain bahwa pembelajaran bukan hanya transfer ilmu namun lebih dari itu bahwa pembelajaran adalah dalam rangka pembentukan karakter siswa dan proses keteladanan. Sehingga dengan pengalaman yang cukup panjang melalui pembelajaran jarak jauh maka guru di masa pasca pandemi dituntut untuk:

Pertama, Adatif. bahwa dalam situasi apapun seorang guru harus dapat menyesuaikan diri dalam proses pembelajarannya. Keterbatasan guru dalam kemampuan mengajar harus disesuikan dengan kebutuhan sepanjang zaman. Maka guru harus terus melakukan reposisi diri dalam menghadapi segala keadaan. Mereka harus siap dengan kondisi apapun nantinya, apalagi menghadapi pendidikan global kedepan guru harus mampu bersaing dengan tenaga pendidikan bangsa dan negara lain.

Kedua, Kolaboratif. bahwa guru harus siap dengan penguasaan yang beraneka macam pengetahuan dan ketrampilan. Pelajaran yang dapat diambil dari pembelajaran masa pandemi adalah semua guru apapun itu mata pelajarannya yang diajarkan pada usia apapun harus siap dengan penguasaan teknologi IT. Artinya mereka harus mengkolaborasikan ilmu yang dimiliki dengan ketranpilan IT dalam proses pembelajaran mereka. Dengan begitu kedepan guru sudah harus terbiasa dengan pengkolaborasi antara ilmu yang diberikan dengan pengetahuan lain yang mendukung dan menguatkan pengetahuan.

Ketiga, Inovatif. Masa pandemi dengan berbagai kesulitan yang dihadapi guru ternyata dapat menciptakan berbagai inovasi-inovasi pembelajaran. Kesulitan mengajar masa pandemi menuntut guru berfikir agar bagaimana kendala pembelajaran dapat terpecahkan dan teratasi dengan baik. Sehingga di pasca pandemi kedepan mindset guru yang telah terbentuk di masa pandemi menjadi guru yang inovatif akan tetap ada pada diri guru. Mereka akan melakukan inovasi-inovasi baru untuk dapat menghasilkan proses pembelajaran yang menerik dan menyenangkan.

Keempat, Partisipatif. Keterlibatan semua pihak dalam proses belajar jarak jauh menjadikan pembelajaran bukan tanggung jawab guru dan sekolah. Namun masa pandemi terlah m,enggugah bersama bahwa proses belajar murid adalah tanggung jawab semua pihak. Orang tua telah sadar bahwa mendidik anak tidaklah mudah seperti yang dibayangkan. Masa pandemi telah menyadarkan orang tua bahwa peran guru sangatlah penting dan juga guru telah sadar bahwa orang tua dalam proses pendampingan belajar anak juga hal yang penting juga. Sehingga pasca pandemi sudah saatnya sekolah tidak melupakan peran aktif orang tua untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Guru sudah saatnya terus berkomunikasi dengan orang tua dalam proses pembelajaran seperti yang telah mereka lakukan pada saat pembelajaran jarak jauh.

Kelima, Efektif dan Tangguh. Proses pembelajaran jarak jauh juga telah memberi pelajaran penting bagi guru, dimana dengan segala keterbatasan yang ada guru dituntut untuk membawa hasil dan berguna bagi ketercapaian pembelajaran di masa pandemi. Serta di masa pandemi guru telah belajar untuk siap dengan segala kekurangan terutama dalam proses belajar mengajar. Sehingga dengan proses efektif dan tangguh guru menghadapi kendala dan kesulitan masa pandemi memberikan pelajaran bahwa kedepan guru harus dapat lebih memaksimalkan potensi yang dimiliki serta tidak mudah menyerah dalam segala kesulitan dan dalam menghadapi segala keaadaan.

Dengan tuntutan tersebut di atas maka pembelajaran pasca pandemi, guru harus dapat mengadaptasi, mengkolaborasi, menginovasi, efektif, tanggung dan partisipatif dalam masa pembelajaran tatap muka. Sehingga dapat diambil pelajaran bahwa guru-guru pasca masa pandemi ke depan harus lebih meningkat dan lebih progresif dalam pengabdiannya di dunia pendidikan. Pandemi telah memberi pengalaman hidup bagi guru-guru dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara melalui pendidikan dengan penuh semangat dan berdedikasi tinggi. Guna menghadapi Indonesia emas tahun 2045 sudah saatnya guru Indonesia lebih produktif lagi sehingga pendidikan sebagai pondasi utama sebuah peradaban akan tercipta melalui perjuangan dan kerja keras para guru. Selamat hari guru Nasional semoga Guru Indonesia mampu bergerak dengan hati, pulihkan pendidikan pasca pandemi sebagaimana tema guru Nasional 2021.