Guru merupakan orang yang memiliki kempuan untuk
mengajar dan mendidik siswa atau masyarakat serta membimbing dan melatih mereka
untuk memahami dan terampil sesuai dengan ilmu yang diajarkan. Komitmen guru dalam menyampaikan ilmu baik
formal maupun non formal menjadikan guru sebagai tokoh yang menjadi teladan
bagi masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan guru dalam masyarakat dapat
dikatakan sebagai “model” dalam kehidupan di lingkungan besar maupun kecil.
Keberadaan guru dalam dunia pendidikan merupakan hal yang mutlak dibutuhkan.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara keseluruhan, guru merupakan unsur strategis sebagai anggota,
agen, dan pendidik masyarakat. Sebagai anggota masyarakat guru berperan sebagai
teladan bagi masyarakat di sekitarnya, baik kehidupan pribadinya maupun
kehidupan keluarganya. Sebagai agen masyarakat, guru berperan sebagai mediator
(penengah) antara masyarakat dengan dunia pendidikan khususnya di sekolah.
Dalam kaitan ini, guru akan membawa dan mengembangkan berbagai upaya pendidikan
di sekolah ke dalam kehidupan di masyarakat, dan juga membawa kehidupan di
masyarakat ke sekolah. Selanjutnya, sebagai pendidik masyarakat, bersama unsur
masyarakat lainnya guru berperan mengembangkan berbagai upaya pendidikan yang
dapat menunjang pencapaian hasil pendidikan yang bermutu.
Kedudukan
seorang guru di lingkungan tempat tinggal merupakan sosok yang sering menjadi
harapan bagi sebagian besar masyarakat pada umumnya. Keberagaman latar belakang
kehidupan di suatu masyrakat akan semakin banyak ide dan kebutuhannya yang
sangat membutuhkan kehadiran orang yang sanggup menjadi akomodator bagi
lingkungan meskipun hal itu tidak luput
dari kekurangan dan kelemahan sebagai mahluk pribadi. Sering kali kehadiran
guru di tengah masyarakat memiliki manfaat yang sangat penting bagi
keharmonisan suatu kelompok masyarakat.
Sebagai
pribadi yang memiliki jiwa kearifan dan kesederhanaan dalam berbagai tindakan
dan perilaku sehari-hari, guru sering menjadi teladan bagi masyarakat.
Keteladanan itu tercermin dari perilaku hidup yang cenderung dalam
kesederhanaan. Pola kehidupan yang demikian hampir merata terlihat di berbagai
jenis kelomp[ok mmasyarakat dengan strata sosial mulai dari yang terendah
sampai dengan masyarakat mewah.
Dalam
hubungan sosial bermasyakat, seorang guru sering kali tampil sebagai contoh
untuk ditiru dan dicermati segala aktifitasnya. Tindak tutur yang muncul dari
sosok guru sudah semestinya mencerminkan kearifan kepribadian yang dapat
mempengaruhi emosi masyrakat. Sering kali perkataan guru di mayarakat menjadi
semacam lampu terang dalam situasi tertentu.
Jika
kita mengingat kembali masa kehidupan Socrates sebagai seorang pemahat patung
yang memiliki keahlian dalam filsafat dengan kepribadian yang sangat sederhana,
Socrates menjadi penasehat raja yang sanggup mempengaruhi dan membangun negeri
melalui tangan raja. Kehidupan lingkungan masyarakat di sekelilingnya sangat
tergamabar dari kepribadian sederhana yang dimunculkan dalam berkehidupan
melalui Plato dan Aristoteles sebagai generasi penerusnya. Ini membuktikan bahwa ilmu yang dimiliki
seorang guru mampu menjadi keteladanan bagi kehidupan bermasyarakat.
Dicontohkan
oleh Ki Hajar Dewantara dalam kalimat semboyannya ing madya mamgun karsa bahwa kehadiran guru di tengah masyarakat
sangat bermanfaat bagi komunitas masyarakat tersebut. Hal ini tercermin dalam
berbagai kegiatan dan kondisi masyrakat yang sering kali membutuhkan ide dan
pemikiran serta tindakan konkret dari sosok guru. Setiap gagasan dan ide yang
dimunculkan mampu menggerakkan anggota masyarakat dalam berbagai kegiatan
misalnya kerja bakti warga dan peringatan hari besar agama maupun nasional dan
lain-lain yang melibatkan berbagai komponen masyrakat,
Selain
itu, dalam situasi tertentu, kehadiran guru sebagai tokoh yang mampu menengahi
suatu permasalahan masyarakat sangat dibutuhkan kebermanfaatannya. Pada era
modern seperti saat ini, dengan latar belakang masyarakat dan kondisi sosial
yang sangat heterogen, kemungkinan munculnya permasalahan sosial, ekonomi, atau
politik di suatu kelompok masyarakat sangat besar. Dicontohkan dengan sebuah
konflik masyarakat yang sering muncul dalam suatu kegiatan program kerja
masyarakat untuk pembukaan lahan sebagai jalan setapak untuk akses warga. Hal
ini sering kali mengalami kendala karena kurang maksimal dalam dialog dengan
anggota masyarakat sehingga timbul keengganan sebagian masyarakat untuk melaksanakan program. Pada situasi demikian, kehadiran seorang yang
mampu memberikan alternatif atau solusi pemecahan masalah sangat dibutuhkan.
Ini bisa dilakukan oleh orang yang memiliki kemapuan dialog dan memiliki
kemampuan membaca psikologi masyarakat. Ilmu semacam ini sering dimiliki oleh
seorang guru.
Dalam Undang-undang no. 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada bab 1 pasal 1 dikatakan bahwa guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Dalam kehidupan di tengah masyarakat, profesi seorang guru sering
menjadi bahan rujukan untuk memperoleh dan menyerap ilmu. Hal ini menjadi
sesuatu yang tidak ringan karena kehidupan dan perkembangan masyarkat sanjutnya
menjadi taruhan. Baik buruknya tingkat pendidikan masyarakat sangat dipengaruhi
oleh peran guru sebagai profesiaonal.
Guru, lebih dari siapa pun,
diharapkan untuk membangun komunitas dan
menciptakan masyarakat berpengetahuan sehingga mampu mengubah hal yang mendasar
untuk kemakmuran ekonomi. Masyarakat memberikan tingkat kepercayaan kepada guru
sebagai pengajar profesional yang bervariasi. Masyarakat memiliki kepercayaan
yang tinggi dalam kerja yang dilakukan oleh guru. Masyarakat memeberikan
kekuatan yang cukup terhadap anak mereka. sebagian besar orang tua, secara
sukarela mengizinkan anak mereka untuk dipengaruhi dan mengharapkan anak mereka
untuk menurut dan menghargai guru. Dengan kondisi fakta yang demikian itu, guru
hampir dapat dipastikan sebagai salah satu rujukan kuat untuk pengembangan
pendidikan di masyarakat.
Keberagaman masyarakat yang
didominasi kaum berpendidikan rendah dalam kehidupan sehari-hari sering kali
menimbulkan polemik tersendiri. Sering kali terjadi kondisi stagnan di
masyarakat itu. Kondisi semacam ini dapat diartikan sebagai kondisi dalam kurun
waktu tertentu tidak mengalami perubahan peningkatan pembangunan dari ditinjau
dari bebrapa sisi. Stagnasi ini terjadi karena sebagian besar masyarakat tidak
berani untuk melangkanh maju karena minimnya pengalaman belajar dan kurangnya
kepercayaan diri untuk melakukan tindakan. Lebih parahnya lagi, timbul
ketidakpercayaan antarmasyarakat yang dipicu sedikit perbedaan pendapat dalam
komunitas. Hal ini akan terus berlangsung sampai dengan ada sosok atau
sekelompok orang yang memiliki tingkat kemampuan menggerakan masyarakat untuk
berkembang.
Sebagai figur yang dapat
memberikan kekuatan psikologi, guru sangat diharapkan keberadaanya di tengah
masyarakat. Dengan didasarkan pada kepribadian guru pada umumnya yang harus
dimiliki seorang pendidik, masyarakat memercayakan sosok guru untuk
menggerakkan kelompoknya dengan kemampuan bersosialisasi dan memitivasi. Sering
kali terjadi di masyarakat seorang guru menjadi tokoh masyarakat yang dianggap
serba bisa dengan tidak menafikkan kekurangan yang dimilikinya. Di sinilah
letak peran guru ditengah masyarakat yang diyakini mampu membangkitkan semangat masyarakat di tengah
“kemandegan” berpikir dan keengganan bergerak. Sebagai penggerak masyarakat,
sering kali kemampuan guru dijadikan landasan untuk memulai sebuah perubahan.
Pada hakikatnya, seorang
manusia “guru” akan menjadi bermanfaat bagi diri dan masyarakatnya manakala
orang tersebut memiliki keberanian dalam menyampaikan ilmunya dan memberikan
keteladanan yang diharapakan oleh masyarakat di mana dia berada. Kebermanfaatan
itu akan menjadi titik tolak perkembangan peradaban dan kemajuan pendidikan
masyarakat. Kemampuan untuk mendorong kondisi masyarakat ke arah lebih maju dan
peletakan dasar kearifan yang kuat pada kepribadian masyarakat akan menjadi
rujukan bagi generasi selanjutnya.