Minggu, 20 Maret 2022

KEBERMANFAATAN GURU DI TENGAH MASYARAKAT Oleh Supriyanto, S.Pd Guru Bahasa Indonesia SMP Muhammdiyah 2 Kebumen

 

Guru merupakan orang yang memiliki kempuan untuk mengajar dan mendidik siswa atau masyarakat serta membimbing dan melatih mereka untuk memahami dan terampil sesuai dengan ilmu yang diajarkan.  Komitmen guru dalam menyampaikan ilmu baik formal maupun non formal menjadikan guru sebagai tokoh yang menjadi teladan bagi masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan guru dalam masyarakat dapat dikatakan sebagai “model” dalam kehidupan di lingkungan besar maupun kecil. Keberadaan guru dalam dunia pendidikan merupakan hal yang mutlak dibutuhkan.

 

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara keseluruhan, guru merupakan unsur strategis sebagai anggota, agen, dan pendidik masyarakat. Sebagai anggota masyarakat guru berperan sebagai teladan bagi masyarakat di sekitarnya, baik kehidupan pribadinya maupun kehidupan keluarganya. Sebagai agen masyarakat, guru berperan sebagai mediator (penengah) antara masyarakat dengan dunia pendidikan khususnya di sekolah. Dalam kaitan ini, guru akan membawa dan mengembangkan berbagai upaya pendidikan di sekolah ke dalam kehidupan di masyarakat, dan juga membawa kehidupan di masyarakat ke sekolah. Selanjutnya, sebagai pendidik masyarakat, bersama unsur masyarakat lainnya guru berperan mengembangkan berbagai upaya pendidikan yang dapat menunjang pencapaian hasil pendidikan yang bermutu.

 

Kedudukan seorang guru di lingkungan tempat tinggal merupakan sosok yang sering menjadi harapan bagi sebagian besar masyarakat pada umumnya. Keberagaman latar belakang kehidupan di suatu masyrakat akan semakin banyak ide dan kebutuhannya yang sangat membutuhkan kehadiran orang yang sanggup menjadi akomodator bagi lingkungan meskipun  hal itu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan sebagai mahluk pribadi. Sering kali kehadiran guru di tengah masyarakat memiliki manfaat yang sangat penting bagi keharmonisan suatu kelompok masyarakat.

 

Sebagai pribadi yang memiliki jiwa kearifan dan kesederhanaan dalam berbagai tindakan dan perilaku sehari-hari, guru sering menjadi teladan bagi masyarakat. Keteladanan itu tercermin dari perilaku hidup yang cenderung dalam kesederhanaan. Pola kehidupan yang demikian hampir merata terlihat di berbagai jenis kelomp[ok mmasyarakat dengan strata sosial mulai dari yang terendah sampai dengan masyarakat mewah.

Dalam hubungan sosial bermasyakat, seorang guru sering kali tampil sebagai contoh untuk ditiru dan dicermati segala aktifitasnya. Tindak tutur yang muncul dari sosok guru sudah semestinya mencerminkan kearifan kepribadian yang dapat mempengaruhi emosi masyrakat. Sering kali perkataan guru di mayarakat menjadi semacam lampu terang dalam situasi tertentu.

 

Jika kita mengingat kembali masa kehidupan Socrates sebagai seorang pemahat patung yang memiliki keahlian dalam filsafat dengan kepribadian yang sangat sederhana, Socrates menjadi penasehat raja yang sanggup mempengaruhi dan membangun negeri melalui tangan raja. Kehidupan lingkungan masyarakat di sekelilingnya sangat tergamabar dari kepribadian sederhana yang dimunculkan dalam berkehidupan melalui Plato dan Aristoteles sebagai generasi penerusnya.  Ini membuktikan bahwa ilmu yang dimiliki seorang guru mampu menjadi keteladanan bagi kehidupan bermasyarakat.

 

Dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam kalimat semboyannya ing madya mamgun karsa bahwa kehadiran guru di tengah masyarakat sangat bermanfaat bagi komunitas masyarakat tersebut. Hal ini tercermin dalam berbagai kegiatan dan kondisi masyrakat yang sering kali membutuhkan ide dan pemikiran serta tindakan konkret dari sosok guru. Setiap gagasan dan ide yang dimunculkan mampu menggerakkan anggota masyarakat dalam berbagai kegiatan misalnya kerja bakti warga dan  peringatan hari besar agama maupun nasional dan lain-lain yang melibatkan berbagai komponen masyrakat,

 

Selain itu, dalam situasi tertentu, kehadiran guru sebagai tokoh yang mampu menengahi suatu permasalahan masyarakat sangat dibutuhkan kebermanfaatannya. Pada era modern seperti saat ini, dengan latar belakang masyarakat dan kondisi sosial yang sangat heterogen, kemungkinan munculnya permasalahan sosial, ekonomi, atau politik di suatu kelompok masyarakat sangat besar. Dicontohkan dengan sebuah konflik masyarakat yang sering muncul dalam suatu kegiatan program kerja masyarakat untuk pembukaan lahan sebagai jalan setapak untuk akses warga. Hal ini sering kali mengalami kendala karena kurang maksimal dalam dialog dengan anggota masyarakat sehingga timbul keengganan sebagian masyarakat untuk  melaksanakan program.  Pada situasi demikian, kehadiran seorang yang mampu memberikan alternatif atau solusi pemecahan masalah sangat dibutuhkan. Ini bisa dilakukan oleh orang yang memiliki kemapuan dialog dan memiliki kemampuan membaca psikologi masyarakat. Ilmu semacam ini sering dimiliki oleh seorang guru.

 

Dalam Undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada bab 1 pasal 1 dikatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam kehidupan di tengah masyarakat, profesi seorang guru sering menjadi bahan rujukan untuk memperoleh dan menyerap ilmu. Hal ini menjadi sesuatu yang tidak ringan karena kehidupan dan perkembangan masyarkat sanjutnya menjadi taruhan. Baik buruknya tingkat pendidikan masyarakat sangat dipengaruhi oleh peran guru sebagai profesiaonal.

 

Guru, lebih dari siapa pun, diharapkan untuk membangun komunitas  dan menciptakan masyarakat berpengetahuan sehingga mampu mengubah hal yang mendasar untuk kemakmuran ekonomi. Masyarakat memberikan tingkat kepercayaan kepada guru sebagai pengajar profesional yang bervariasi. Masyarakat memiliki kepercayaan yang tinggi dalam kerja yang dilakukan oleh guru. Masyarakat memeberikan kekuatan yang cukup terhadap anak mereka. sebagian besar orang tua, secara sukarela mengizinkan anak mereka untuk dipengaruhi dan mengharapkan anak mereka untuk menurut dan menghargai guru. Dengan kondisi fakta yang demikian itu, guru hampir dapat dipastikan sebagai salah satu rujukan kuat untuk pengembangan pendidikan di masyarakat.

 

Keberagaman masyarakat yang didominasi kaum berpendidikan rendah  dalam kehidupan sehari-hari sering kali menimbulkan polemik tersendiri. Sering kali terjadi kondisi stagnan di masyarakat itu. Kondisi semacam ini dapat diartikan sebagai kondisi dalam kurun waktu tertentu tidak mengalami perubahan peningkatan pembangunan dari ditinjau dari bebrapa sisi. Stagnasi ini terjadi karena sebagian besar masyarakat tidak berani untuk melangkanh maju karena minimnya pengalaman belajar dan kurangnya kepercayaan diri untuk melakukan tindakan. Lebih parahnya lagi, timbul ketidakpercayaan antarmasyarakat yang dipicu sedikit perbedaan pendapat dalam komunitas. Hal ini akan terus berlangsung sampai dengan ada sosok atau sekelompok orang yang memiliki tingkat kemampuan menggerakan masyarakat untuk berkembang.

 

Sebagai figur yang dapat memberikan kekuatan psikologi, guru sangat diharapkan keberadaanya di tengah masyarakat. Dengan didasarkan pada kepribadian guru pada umumnya yang harus dimiliki seorang pendidik, masyarakat memercayakan sosok guru untuk menggerakkan kelompoknya dengan kemampuan bersosialisasi dan memitivasi. Sering kali terjadi di masyarakat seorang guru menjadi tokoh masyarakat yang dianggap serba bisa dengan tidak menafikkan kekurangan yang dimilikinya. Di sinilah letak peran guru ditengah masyarakat yang diyakini mampu  membangkitkan semangat masyarakat di tengah “kemandegan” berpikir dan keengganan bergerak. Sebagai penggerak masyarakat, sering kali kemampuan guru dijadikan landasan untuk memulai sebuah perubahan.

 

Pada hakikatnya, seorang manusia “guru” akan menjadi bermanfaat bagi diri dan masyarakatnya manakala orang tersebut memiliki keberanian dalam menyampaikan ilmunya dan memberikan keteladanan yang diharapakan oleh masyarakat di mana dia berada. Kebermanfaatan itu akan menjadi titik tolak perkembangan peradaban dan kemajuan pendidikan masyarakat. Kemampuan untuk mendorong kondisi masyarakat ke arah lebih maju dan peletakan dasar kearifan yang kuat pada kepribadian masyarakat akan menjadi rujukan bagi generasi selanjutnya.