Senin, 30 Oktober 2023

UPACARA BENDERA oleh Yuliana Setya Nugraheni , S,Pd

 


Pada hari Senin 30 Oktober 2023, saya melaksanakan tugas menjadi pembina upacara. Pada kesempatan kali ini saya memberikan tema amanat upacara bendera yaitu Sebatang Pensil dan Kehidupan.

Tentu kita sudah pernah membeli ataupun juga menggunakan sebatang pensil di keseharian kita. Saat membeli pensil pasti masih dalam keadaan tumpul. Agar sebatang pensil itu dapat digunakan maka kita raut, kita tajamkan, kita asah. Sehingga sebatang pensil itu menjadi berguna untuk menulis. Semakin kita mempergunakannya maka kita tajamkan berulang dan berulang hingga masanya habis. Jika sebatang pensil itu dapat merasakan pasti akan merasakan sakit tetapi sebatang pensil itu mau tidak mau suka tidak suka agar berguna pasti harus ditajamkan.

Apabila sebatang pensil itu kita analogikan pada kehidupan kita, maka sebagai manusia agar berguna maka harus melalui proses penajaman. Apa saja penajaman itu?

Yang pertama, kita manusia harus melalui penajaman fisik. Dengan cara apa? Yaitu dengan memberikan asupan makanan dan minuman yang sehat. Apabila kita memberikan asupan makanan dan minuman yang tidak sehat terus menerus maka kita dzalim pada tubuh kita, tidak menyayangi dan tidak mensyukuri tubuh kita. Jika kita sehat maka tubuh kita akan berguna dengan baik, tidak menyusahkan diri dan tidak menyusahkan orang lain. Jika sakit maka akan menghambat aktivitas kita otomatis menyusahkan diri sendiri bahkan bisa menyusahkan orang lain. Selain asupan nutrisi yang sehat, kita juga harus berolahraga meskipun hanya 5-10 menit untuk meregangkan otot supaya peredaran darah lancar dan kita dapat beraktivitas dengan baik.

Yang kedua, kita harus menajamkan otak. Bagaimana caranya? Dengan cara berlatih, dengan cara membaca/ berliterasi, dengan cara belajar. Literasi dan numerasi itu penting di kehidupan sehari-hari agar dapat menambah wawasan, dan mengasah otak kita agar dapat berfikir secara jernih dan tidak mudah lupa. Jangan sampai karena tidak mau membaca atau literasi ada hal mudah saja tidak mengetahui atau ada informasi tapi tidak mengetahui dan bahkan menyulitkan orang lain. Otak kita harus diasah harus ditajamkan bukan hanya di masa anak-anak tapi juga saat dewasa bahkan tua. Karena belajar itu sepanjang hayat seperti sebatang pensil ditajamkan hingga masanya habis. Lelah dan capek pasti, tapi kita harus bisa menajamkan diri agar kita mempunyai value dan dapat menyelesaikan setiap persoalan yang datang di hidup kita. Jangan pernah lelah untuk belajar dan berusaha.

Yang ketiga, kita harus menajamkan jiwa. Bagaimana cara menajamkan jiwa?

Yaitu dengan menajamkan secara vertikal atau hablum minalloh dengan cara meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kita, beribadah, melaksanakan sholat wajib, merutinkan sunah sunah, mengaji, beramal, bersilaturahim, dan lain sebagainya.

Selain itu juga menajamkan secara horisontal atau hablum minannas dengan cara saling menghormatinya, saling menghargai, saling memahami, peduli sosial, respect, mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan baik.

Jika jiwanya sehat maka fikiran juga jernih dan sehat.

Yang keempat, kita harus menajamkan mental.

Kenapa harus menajamkan mental? Agar tidak mudah baper, tidak mudah menyerah, tidak mudah insecure, tidak mudah menghakimi, tidak mudah bernegatif thinking. Dengan cara apa? Kembali lagi pada hablum minalloh dan hablum minannas. Sugestikan diri yang baik, berfikirlah yang baik-baik. Karena apa yang kita fikirkan baik, apa yang kita lakukan baik, apa yang kita harapkan baik Insha Allah hasilnya akan baik. Jika tidak segera pasti nanti akan baik. Apa yang kita sugestikan baik aku kuat aku mampu aku bisa aku sehat secara otomatis sudah memberikan dampak baik pada fikiran, energi, dan kekuatan mental.

Mari kita sama-sama sebagai manusia jadilah manusia yang berguna tentunya melalui penajaman-penajaman yang harus dilakukan. Mau tidak mau suka tidak suka penajaman diri itu penting dan harus dilakukan agar kita bermanfaat, agar kita memiliki karakter unggul, dan mempunyai value.